ETIKA
LINGKUNGAN HIDUP
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Krisis
lingkungan hidup yang sering dihadapi manusia pada saat ini merupakan akibat
langsung dari pengelolaan lingkungan hidup yang “nir-etik”. Artinya, manusia
melakukan pengelolaan sumber-sumber alam hampir tidak peduli pada peran etika.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa krisis ekologis yang dihadapi manusia
berakar dari krisis etika atau krisis moral. Manusia kurang peduli pada
norma-norma kehidupan atau mengganti norma-norma yang seharusnya ditaati dengan
norma-norma ciptaan yang dibuat demi kepentingannya sendiri.
Manusia
pada saat ini dalam memperlakukan alam hampir tidak menggunakan hati nurani.
Alam begitu saja dieksploitasi dan dicemari tanpa merasa bersalah. Akibatnya
terjadi penurunan secara drastis kualitas sumber daya alam sepeti
lenyapnyasebagian spesies baik tumbuhan maupun hewan dari muka bumi, yang
diikuti pula penurunan kualitas alam. Pencemaran dan kerusakan alam pun
akhirnya mencuat sebagai masalah yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari
manusia.
Etika
lingkungan hidup secara khusus memberi bobot pertimbangan pada kepentingan
generasi mendatang dalam membahas masalah lingkungan yang terjadi pada saat
ini. Para penganut utilitirianisme, secara khusus memandang generasi yang akan
datang dipengaruhi oleh apa yang dilakukan kita sekarang. Apapun yang kita
lakukan pada alam akan mempengaruhi mereka.
Pentingnya
melestarikan lingkungan hidup untuk masa sekarang hingga masa yang akn datang
secara eksplisit menunjukkan bahwa perjuangan manusia untuk menyelamatkan
lingkungan hidup harus dilakukan secara berkesinambungan, dengan jaminan
estafet antar generasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Etika lingkungan hidup
tidak hanya berbicara mengenai perilaku manusia terhadap alam. Etika lingkungan
hidup juga berbicara mengenai relasi di antara semua kehidupan alam semesta,
yaitu antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam di antara
manusia dengan makhluk hidup lain atau dengan alam secara keseluruhan.
B.
Perumusan
Masalah
a.
Apa pengertian dan definisi etika lingkungan
hidup ?
b.
Bagaimana paradigma lingkungan hidup
?
c.
Bagaimana prinsip – prinsip etika
lingkungan hidup ?
d.
Bagaimana perilaku manusia terhadap
linkunan hidup ?
C.
Tujuan
a. Mengetahui
pengertian dan definisi etika lingkungan hidup.
b. Mengetahui
paradigma lingkungan hidup.
c. Mengetahui
prinsip – prisip etika lingkungan hiduphidup.
d. Menetahui
perilaku manusia terhadap lingkungan.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
dan Definisi Etika Lingkungan
Etika
(Bertens, 1993) berasal dari kata Yunani ethos
yang berarti watak kesusilaan atau adat. Etika identik dengan kata moral yang
berasal dari kata latin mos, yang
dalam bentuk jamaknya mores yang
juga berarti adat atau cara hidup. Etika dan moral artinya sama, namun dalam
pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moral atau moralitas dipakai untuk
perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem
nilai-nilai yang ada. Suseno (1987) membedakan ajaran moral dan etika. Ajaran
moral adalah ajaran wejangan, khotbah, peraturan lisan atau tulisan tentang
bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik.
Sumber langsung ajaran moral adalah pelbagai orang dalam kedudukan agama, dan
tulisan para bijak. Etika merupakan pemikiran kritis dan mendasar tentang
ajaran dan pandangan moral.
Keraf
(2005) memberikan suatu pengertian tentang etika lingkungan hidup adalah
berbagai prinsip moral lingkungan. Etika lingkungan hidup lebih dipahami
sebagai sebuah kritik atas etika yang selama ini dianut oleh manusia, yang
dibatasi pada komunitas sosial manusia. Etika lingkungan hidup menuntut agar
etika dan moralitas tersebut diberlakukan
juga bagi komunitas biotis dan komunitas ekologis.
Etika
lingkungan hidup merupakan petunjuk atau arah perilaku praktis manusia dalam
mengusahakan terwujudnya moral lingkungan. Dengan etika lingkungan, kita manusia
tidak saja mengimbangi hak dan kewajiban terhadap lingkungan, tetapi etika
lingkungan hidup juga membatasi perilaku, tingkah laku dan upaya untuk
mengendalikan berbagai kegiatan agar tetap berada dalam batas kelentingan lingkungan
hidup. Jadi etika lingkungan hidup juga berbicara mengenai relasi di antara
semua kehidupan alam semesta, yaitu antara manusia dengan manusia yang
mempunyai dampak pada alam dan antara manusia dengan makhluk lain atau dengan
alam secara keseluruhan termasuk di dalamnya berbagai kebijakan yang mempunyai
dampak langsung atau tidak langsung terhadap alam. Untuk menuju kepada etika
lingkungan hidup tersebut, diperlukan pemahaman tentang perubahan paradigma terhadap lingkungan hidup itu
sendiri.
B.
Paradigma
Lingkungan Hidup
Paradigma
adalah pandangan dasar yang dianut oleh para ahli pada kurun waktu tertentu,
yang diakui kebenarannya dan didukung oleh sebagian besar komunitas, serta
berpengaruh terhadap perkembangan ilmu dan kehidupan. Harvey dan Holly (1981)
mengutip batasan pengertian paradigma yang dikemukakan oleh Kuhn dalam the
Structure of Scientific Revolution (1970) yang mengartikan paradigma sebagai
“keseluruhan kumpulan (lkonstelasi) kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai,
cara-cara (teknik) mempelajari, menjelaskan, cakupan dan sasaran kajian, dan
sebagainya yang dianut oleh warga suatu komunitas tertentu”.
1. Antroposentrisme
Antroposentrisme
merupakan suatu etika yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam
semesta. Di dalam antroposentrisme, etika, nilai dan prinsip moral hanya
berlaku bagi manusia, dan bahwa kebutuhan dan kepentingan manusia mempunyai
nilai paling tinggi dan paling penting diantara makhluk hidup lainnya.
2. Biosentrisme
Biosentrisme
merupakan suatu paradigma yang memandang bahwa setiap kehidupan dan makhluk
hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri, sehinnga pantas
mendapat pertimbangan dan kepedulian moral. Konsekuensimya, alam semesta adalah
sebuah komunitas moral, setiap kehidupan dalam alam semesta ini, baik manusia
maupun bukan manusia atau makhluk lain, sama-sama mempunyai nilai moral. Oleh
karena itu, kehidupan makhluk hidup apapun pantas dipertimbangkan secara serius
dalam setiap keputusan dan tindakan moral, bahkan lepas dari perimbangan untung
dan rugi bai kepentingan manusia.
3. Ekosentrisme
Ekosentrisme
merupakan suatu paradigm yang lebih jauh jangkauannya. Pada ekosentrisme memusatkan etika pada seluruh komunitas
ekologis, baik yang hidup maupun yang tidak hidup. Kewajiban dan tanggung jawab
moral tidak hanya dibatasi pada makhluk hidup namun juga berlaku terhadap semua
realitas ekologis.
C.
Prinsip-Prinsip
Etika Lingkungan
Prinsip
etika lingkungan hidup dirumuskan dengan tujuan untuk dapat dipakai sebagai
pegangan dan tuntutan bagi perilaku manusia dalam berhadapan dengan alam, baik
perilaku terhadap alam secara langsung maupun perilaku terhadap sesama manusia
yang tertentu terhadap alam.
Keraf
(2005: 143-159) memberikan minimal ada sembilan prinsip dalam etika lingkungan
hidup, antara lain :
1. Sikap
hormat terhadap alam atau respect for nature.
2. Tanggung
jawab atau moral responsibility for nature
3. Solidaritas
kosmis atau cosmoc solidaritary
4. Kasih
saying dan kepedulian terhadap alam atau caring for nature
5. Tidak
merugikan atau no harm, merupakan prinsip tidak merugikan alam secara ttidak
perlu
6. Prinsip
hidup sederhana dan selaras dengan alam
7. Prinsip
keadilan, prinsip ini lebih ditekankan pada bagaimana manusia harusberperilaku
satu terhadap yang lain dalam keterkaitan denan alam semesta dan bagaimana
system social harus diatur agar berdampak positif pada kelestarian lingkunan
hidup
8. Prinsip
demokarasi, prinsip ini sangat terkait dengan hakikat alam
9. Prinsip
integritas moral, terutama dimaksudkan untuk pejabat politik
D.
Perilaku
Manusia terhadap Lingkungan Hidup
Perilaku
manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas, baik yang dapat diamati langsung
maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Atmaja, 2003). Sniker juga
merumuskan bahwa perilaku manusia merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar, oleh karena itu perilaku terjadi
melalui proses adanya stimulus terhadap organism termasuk manusia, dan kemudian
akan merespon.
Rogers
(1974) mengungkapkan terjadinya proses perilaku, bahwa sebelum seseorang
mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut
terjadi proses yang berurutan adalah awareness (kesadaran), interest
(ketertarikan), evaluation (menimbang-nimbang baik tidaknya bagi dirinya),
trial ( mencoba) dan adoption (beradapsi untuk bererilaku baru dan sudah
berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap
stimulus.
Lingkungan
hidup terbagi menjadi tiga yaitu lingkungan alam fisik (tanah, air, udara) dan
biologis (tumbuhan, hewan), lingkungan buatan (sarana prasarana), dan
lingkungan manusia (hubungan sesama manusia). Bentuk perilaku terhadap
lingkungan hidup juga mencakup ketiga macam lingkungan hidup tersebut.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Etika
lingkungan hidup merupakan petunjuk atau arah perilaku praktis manusia dalam
mengusahakan terwujudnya moral lingkungan. Dengan etika lingkungan, kita
manusia tidak saja mengimbangi hak dan kewajiban terhadap lingkungan, tetapi
etika lingkungan hidup juga membatasi perilaku, tingkah laku dan upaya untuk
mengendalikan berbagai kegiatan agar tetap berada dalam batas kelentingan
lingkungan hidup.
2. Paradigma
adalah pandangan dasar yang dianut oleh para ahli pada kurun waktu tertentu,
yang diakui kebenarannya dan didukung oleh sebagian besar komunitas, serta
berpengaruh terhadap perkembangan ilmu dan kehidupan. Hubungan manusia dengan
alam terbagi atas antroposentrisme, biosentrisme, dan ekosentrisme.
3. Prinsip
etika lingkungan hidup dirumuskan dengan tujuan untuk dapat dipakai sebagai
pegangan dan tuntutan bagi perilaku manusia dalam berhadapan dengan alam, baik
perilaku terhadap alam secara langsung maupun perilaku terhadap sesama manusia
yang tertentu terhadap alam.
4. Lingkungan
hidup terbagi menjadi tiga yaitu lingkungan alam fisik (tanah, air, udara) dan
biologis (tumbuhan, hewan), lingkungan buatan (sarana prasarana), dan
lingkungan manusia (hubungan sesama manusia). Bentuk perilaku terhadap
lingkungan hidup juga mencakup ketiga macam lingkungan hidup tersebut.
B.
Saran
Etika
lingkungan hidup memberikan pelajaran kepada kita bagaimana cara kita
menghormati, menggunakan dan melestarikan alam. Apabila perilaku manusia
terhadap alam baik maka alam akan berlaku baik pula kepada manusia. Terjadinya
bencana pada saat-saat ini merupakan ulah dari manusia sendiri yang tidak bisa
menjaga alam dengan baik. Oleh karena itu, bersahabat baiklah dengan alam.